Satu Medali Emas Indonesia Ditahan
Pencak silat Indonesia
menjadi juara umum di SEA Games XXVII Myanmar ini. Mengemas empat emas,
empat perak, dan tiga perunggu, Wewey Wita dkk mempertahankan gelar
juara umum dua tahun silam.
Meski juara umum, namun secara
perolehan medali target llima emas Indonesia meleset. Kemarin (15/12) di
partai final kategori tarung, ada lima wakil Indonesia. Sayangnya hanya
satu yang mendapat medali emas.
Medali emas atlet Indonesia Mohammad Adhan yang turun di kelas C (55-60
kilogram) putra kemarin belum diberikan oleh pihak NOC Myanmar. Hal itu
disebabkan Myanmar masih mempermasalahkan atlet Myanmar yang dikalahkan
Adhan, Ye Kyaw Thu.
Sebenarnnya banding pencak silat Myanmar
sudah ditolak dewan hakim kemarin. Namun ketika upacara penyerahan
penghargaan (UPP) akan dimulai, pihak Myanmar menolak. Hingga berita ini
diturunkan, pihak NOC Myanmar dengan KOmite Olimpiade Indonesia (KOI)
sebagai NOC Indonesia masih berkorespondensi.
Pelatih pencak
silat Indonesia Indro Catur menuturkan berbagai cara memang dilakukan
Myanmar untuk mengukuhkan dirinya menjadi juara di semua kategori.
Kecurangan berupa pressure kepada para dewan hakim saat pertandingan
berlangung kerap terjadi.
‘‘Mereka yang datang ke meja wasit
itu bukan ofisial. Tapi mereka menekan dan minta agar dewan hakim adil.
Itu langkah yang kurang terpuji. Tanya saja kontingen Vietnam dan
Thailand apa layak Myanmar masuk final?,’‘ kata Indro.
Salah
satu yang cukup mengganjal adalah final Awaludin versus Zay Tar di kelas
A (45-50 kilogram). Awaludin yang kesakitan di ronde ketiga setelah
alat vitalnnya tertendang dan tak bisa melanjutkan, oleh dokter malah
dinyatakan fit serta layak bertanding.
‘‘Teman-teman lihat
sendiri bagaimana Awaludin disakiti. Karena itu, saya memilih lempar
handuk dan minta pertandingan Awaludin distop. Awaludin ini masih
pesilat muda dan punya masa depan panjang,’‘ tutur Taslim Azis.