Teori Interdependensi

Teori Interdepensi Antara Manusia dengan Teknologi

Manusia dan teknologi, seprti sepasang kekasih yang tidak mungkin dipisahkan.
Semakin hari Teknologi semakin berkembang. Itu dimulai dari kecerdasasn manusia dalam mengolahnya. Di masa sekarang ini, sepertinya sudah tidak ada lagi hal yang dilakukan tanpa bantuan teknologi. Kalaupun ada, itu sudah sangat jarang sekali. Sebuah teknologi di bangun untuk memudahkan manusia. Membuat ringan pekerjaan, membuat lebih praktis, mempercepat selesai. Dan segala hal yang membantu manusia. Teknologi dalam semua bentuk kehidupan manusia, dari hal yang paling kecil seperti mur sampai yang besar seperti mobil atau bahkan pesawat ulang alik. Hampir semua hal yang diinginkan manusia bisa di penuhi sebuah mesin, kecuali beberapa hal tertentu yang manusia sendiripun tidak mengerti hal itu apa. Mungkin apapbila hal itu bisa di mengerti manusia, maka manusia dengan cepat akan membangunnya. Tapi kadang teknologi yang di bangun manusia tidak semuanya membantu. Mungkin pada awal – awal pemakaian sangat membantu, tapi lambat laun akan menjadi bom waktu yang siap meledak. Saat ini sudah diciptakan robot – robot yang mampu mensensor gerakan manusia. mampu
bereaksi sesuai dengan keinginan manusia. Mungkin 10 tahun lagi robot itu di kembangkan menjadi robot yang bisa merespon seperti perasaan manusia, menangis,

marah, sedih…
Dan keeksisan manusia terancam…

Bagaimana bila apa yang dibayangkan manusia di masa depan terbukti, di mana manusia yang tersingkir, dan robot – robot yang menguasai permukaan bumi. Bagaimana…
Tidak ada lagi warna hijau…

Karena memang tidak ada lagi tumbuhan yang berdiri. Semuanya sudah musnah.
Tidak ada lagi binatang – binatang, apalagi sekarang ini sudah banyak binatang – binatang yang punah. Tidak mustahil suatu saat nanti akan musnah sama sekali.
Bahkan mungkin sudah tidak ada lagi manusia yang melangkah di permukaan bumi ini. Kalaupun ada, mungkin sudah separo robot, separo manusia. Cyborg – cyborg bertebaran di mana – mana. Tidak ada yang ingin hal itu terjadi… Sebelum itu terjadi harus di cegah. Sebelum manusia menciptakan teknologi. sebuah langkah antisipasi harus dipikirkan terlebih dahulu. Sebuah tindakan bisa di ambil bila teknologi mulai tak terkendalikan.

Teknologi di buat untuk membantu manusia…
Bukan untuk menghancurkan manusia….

Manusia yang menciptakan teknologi dan manusia pula yang menanggung akibatnya, apakah itu buruk atau baik Tergantung manusia mau memandangnya dari sisi mana. Ada begitu banyak sisi untuk memandang sebuah teknologi dari kacamata seorang manusia.
Di lihat dari sisi negatif, teknologi itu sangat merugikan. Begitu banyak pekerja yang menganggur karena tugasnya sudah digantikan mesin yang lebih murah.
Kekebalan tubuh manusia menurun, karena sudah ada obat – obat anti penyakit yang membantu mengobati sakit. Freon dalam AC ataupun kulkas menipiskan ozon. Bayangkan bagaimana asteroid – asteroid berjatuhan ke bumi. Bom nuklir yang dapat dengan cepat mengakhiri peperangan. Menghasilkan jamur kuning kemerahan di angkasa dengan panas ribuan derajat celcius, dalam rentang ribuan mil. Orang terbakar seperti es yang dipanaskan. Orang – orang yang selamat harus menanggung pencemaran radiasi sepanjang ia bernafas. Bayi – bayi terlahir cacat seumur hidup dari ibu yang tercemar radiasi. Dan bagaimana bila dilihat dari sisi positif ?…

Manusia harus lebih pintar dari mesin karena memang manusia yang menciptakan mesin. Dan mesin itu tidak sempurna. Semakin maju teknologi, maka manusia harus lebih maju lagi. Berjuang lebih keras untuk mengalahkan teknologi. Bersaing dengan ketat untuk menciptakan teknologi yang lebih maju lagi. Tidak terlena dalam kepraktisan yang di sediakan teknologi. Apabila teknologi punya dampak merugikan, maka manusialah yang berusaha untuk membuat kerugian itu seminimal mungkin atau bahkan menghilangkannya. Teknologi itu di tangan manusia, bukan manusia yang berada di tangan teknologi. Hanya saja mampukah ?…
Mungkin memang harus dipandang dari masing – masing manusia. Di pandang per individu. Karena manusia itu berbeda. Tapi tak ada orang yang mau hidupnya dihancurkan oleh teknologi.